Rabu, 30 Januari 2013

Usut Penyimpangan Proyek DPRD Panggil Oknum Pejabat PU Main Proyek


 WANTARA, Lubuklinggau
Terkait proyek peningkatan jalan KH. A. Zahruddin pada edisi minggu lalu, beredar kabar berita proyek tersebut akan gempar dan mencuat di kalangan masyarakat, LSM, Wartawan, DPRD Kota Lubuklinggau dan penegak hukum, kabarnya DPRD Kota Lubuklinggau dan warga akan mendesak pengusutan tuntas penyimpangan proyek peningkatan jalan dan oknum pegawai PU yang main proyek, karena di dalam aturannya PNS tidak boleh mengerjakan proyek.
"Jika dalam proyek ini ada indikasi penyimpangan atau ketidaksesuaian antara spek (spesifikasi-red) dan pekerjaan di lapangan, serta ada oknum pegawai PU main proyek, maka permasalahan ini akan kami angkat dan usut tuntas. Hal ini sesuai dengan instruksi Presiden bahwa kita harus transparan dan objektif terutama dalam mengerjakan kegiatan proyek. Begitu juga dalam aturan itu sudah jelas bahwa pengerjaan proyek dilakukan oleh rekanan murni, artinya tidak ada campur tangan dari birokrasi dan SKPD terkait,” jelas Romi Jaya Wakil Komisi III DPRD Kota Lubuklinggau, saat dikonfirmasi WANTARA di ruang kerjanya, minggu lalu.
Menurut Romi, dengan adanya informasi dipemberitaan di KORAN WANTARA mengenai proyek peningkatan jalan di lokasi itu yang kondisi proyek tersebut sangat memprihatinkan, maka pihak DPRD Kota Lubulinggau akan mengundang pihak Dinas PU selaku penyelenggara untuk dimintai keterangan proyek tersebut.
“Kita akan panggil Dinas PU untuk diminta klarifikasi mengenai proyek itu, jika nantinya ditemukan adanya penyimpangan dan merugikan keuangan Negara, maka kami serahkan kepada aparat penegak hukum, karena uang tersebut uang rakyat,” ujarnya.
Selain itu, Waisun DPRD Kabupaten Musirawas Warga Kelurahan Taba Jemekeh, saat dikonfirmasi WANTARA di kediamannya, minggu lalu, mengatakan, mendesak aparat hukum untuk ditindak tegas proyek seperti ini, sebab merusak tatanan pembangunan ke depan. Ia sebagai tetanga Rt 2 Kelurahan Taba Jemekeh merasa terhina, karena jalan di daerahnya tidak pernah diaspal. Padahal di wilayah jalannya itu ada fasilitas umum seperti Puskesmas dan kalau musim hujan jalan tempat itu seperti kubangan kerbau.
“Mungkin kawan-kawan DPRD tidak aspirasif dan peka terhadap apa yang diajukan, termasuk Bappeda selaku perencana juga ngawur, karena pekerjaan ini pekerjaan asal-asalan, mungkin dari awal mereka tidak merencanakan mana yang diprioritaskan. Sehingga proyek itu mubazir dan tidak ada manfaat bagi masyarakat, apalagi kondisi jalan tersebut saat ini sudah rusak.
Kami sebagai warga merasa proyek tersebut bukan dirancang untuk dibangun di pemukiman masyarakat, karena ini proyek lokal dan salah penempatan diduga dalam proyek itu ada oknum pejabat yang bermain kongkalingkong. Jadi kita mengutuk keras yang menempatkan proyek di lokasi tersebut dan juga meminta kepada aparat penegak hukum untuk segera mengusut tuntas permasalahan proyek itu keranah hukum”, jelasnya.
Dedy Purbaya, Kabid Bina Marga PU Kota Lubuklinggau, saat ditanya WANTARA pekan lalu, menjelaskan, dirinya belum membaca berita tersebut, takutnya nanti salah bicara. “Oke, untuk memberi komentar hari Senin saja saya tunggu di kantor, karena aku mau rapat ke Pemkot,” ujarnya.
Sebagaimana yang dilansir WANTARA pada edisi minggu lalu, Proyek Peningkatan Jalan KH. A. Zahruddin berlokasi di RT.02 Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Kota Lubuk linggau, Provinsi Sumatera Selatan, bersumber dana APBD Kota Lubuklinggau tahun 2012 dinilai sejumlah kalangan tidak jelas anggarannya. Pasalnya, papan nama tidak dipasang dan beredar kabar bahwa proyek tersebut diduga dikerjakan oleh oknum pegawai Dinas PU Kota Lubuklinggau.
Bahkan, proyek jalan tersebut tidak sesuai yang diharapkan masyarakat dan manfaatnya juga tidak ada alias mubazir, sehingga proyek ini dipertanyakan, kenapa pengaspalan jalan (Lapen) itu dikerjakan mulai dari belakang karena di areal itu tidak ada rumah penduduk, yang ada tanah kosong dan kebun karet.
Seharusnya dikerjakan dari depan dulu sebab di depan itulah yang banyak rumah warga sehingga jalan itu bisa di manfaatkan. Selain itu, kondisi jalanya saat ini aspalnya sudah terkelupas, kemungkinan dikerjakan asal jadi.
Begitu juga berapa besar anggarannya kami tidak tahu, karena papan nama proyeknya tidak dipasang, yang kita tahu mengerjakan jalan ini pak Nuri pegawai PU Kota, karena dialah yang sering datang ke sini, ciri-ciri orangnya badan ramping dan berkaca mata, ujar warga yang tidak mau namanya dicantumkan saat dikonfirmasi WANTARA, minggu lalu.
Sementara itu, Susi Agustini selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, minggu lalu, mengatakan, nama kegiatan tersebut yakni proyek peningkatan jalan, proyek ini mulai dikerjakan bulan Juni, pekerjaannya meliputi pengoralan jalan dengan panjang 500 Meter, pengaspalan (Lapen) sedikit, lebar 3 meter dan ketebalan jalan 10 cm.
“Proyek ini sudah lama selesai dikerjakan, tinggal masa pemeliharaan lagi. Berapa jumlah anggaran proyek itu, siapa nama CV. Pelaksananya dan berapa panjang jalan yang diaspal saya lupa, nanti aku tanyakan sama pengawas dan PPTKnya,” jelasnya.
Dikatakannya, pekerjaan proyek ini intinya pengoralan, karena ada kelebihan dana maka dana itu dibalikan kepengaspalan jalan. Kenapa dananya bisa lebih, sebab yang menganggarkan dana tersebut DPRD, karena dia yang punya anggaran.
“Untuk besar kecilnya jumlah dana proyek itu tergantung DPRD yang ngasih, karena dia yang ngaturnya sebab mereka yang punya anggaran, setelah selesai diketuk palu oleh DPRD, maka kami baru bisa ke lapangan dan melakukan survey,” ujarnya.
Dijelaskannya, untuk pengaspalan jalan jenis Lapen material yang digunakan meliputi, batu pecah ukuran 5,7, 2,3, aspal cair, dan pasir. Cara awal membuat jalan Lapen yakni pertama dihampar batu 5,7 lalu digilas, kemudian untuk penutup dikasih batu ukuran 2,3 digilas lagi, lalu disiram aspal cair, setelah itu disiram dengan pasir. “Untuk batu ukuran 5,7 dan ukuran 2,3 digilas sepadatnya sebanyak 8 pase, sedangkan penyiraman aspal cairnya dilakukan 2 kali,” jelasnya.
Ditambahkannya, kenapa pengaspalan jalan itu dikerjakan mulai dari belakang, hal ini bertujuan untuk mengembangkan daerah itu, bukan untuk kepentingan pejabat sebab di wilayah tersebut tidak ada tanah pejabat. Bahkan jalan itu rencananya akan tembus kejalan lingkar selatan.
“Tidak benar azas manfaat proyek jalan itu tidak ada, tapi untuk saat ini memang belum kelihatan, nanti setelah jalan tersebut bagus dan tembus ke jalan lingkar selatan, tentu masyarakat agar berminat membangun rumah di wilayah tersebut. Muda-mudahan tahun depan jalan tersebut dianggarkan kembali sehingga pengaspalan jalan itu bisa full sampai ke depan,” katanya.
Terpisah, Zainuri Pegawai PU Kota Lubuklinggau, saat dikonfirmasi WANTARA melalui selulernya di nomor 081373111xxx dirinya mengakui bahwa proyek peningkatan jalan tersebut saya yang mengerjakannya.
“Ya proyek itu memang aku yang kerjakan, dan nama pelaksananya CV. Baitul Rahman dengan dana 180 juta rupiah,” jelasnya. (Nasrul/Widi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar