Hasil
Diagnosis RSU Tarutung Diragukan
WANTARA,
Tarutung
Hasil diagnosis di Rumah Sakit Umum (RSU)
Swadana Tarutung, diragukan kebenarannya. Keraguan itu bermula dari salah
seorang pasien bernama Desi Pardede (9), warga Jalan HKI Tarutung, yang
menderita demam biasa dan radang tenggorokan. Namun setelah dicek ke rumah
sakit di Pematangsiantar, ternyata pasien positif menderita Demam Berdarah
Dangue (DBD).
Ibu Desy, Rani br.
Simorangkir (40) mengatakan, Minggu (28/5) dia memeriksakan putrinya itu ke RSU
Swadana TArutung, karena sudah seminggu demam tinggi. “ Awalnya Desy hanya
demam biasa. Makanya kami rawat di rumah saja. Namun setelah seminggu, panasnya
tidak turun-turun. Oleh keluarga sepakat membawa dia (Desy ) ke RSU Swadana
Tarutug,” ujar Rani.
Setibanya di rumah sakit,
kata wanita itu, dokter umum Lukas Tobing, yang kebetulan saat itu bertugas di
Instalasi Gawat Darurat (IGD) menyarankan Desy untuk dirawat inap. “Dokter jaga
saat iut menyarankan Desy dirawat inap sebelum darahnya dicek keesokan harinya.
Bahkan tes dilakukan hingga dua kali. Hasilnya anak saya itu katanya demam
biasa dan mengalami radang tenggorokan,” bebernya.
Setelah itu, katanya kondisi
putrinya masih belum labil. Panasnya kadang naik turun. Namun, tiga hari
kemudian. Dokter yang menangani Desy, dr. Emmy Sembiring, mengizinkan pulang
karena kondisi sudah pulih. “Tetapi setelah kami meninggalkan RSU Tarutung,
kami pergi ke Siantar, bermaksud untuk mengobati radang tenggorokan anak kami
ini. Tetapi belum tiba di Siantar, panas putri kami kembali naik. Bahkan di perjalanan,
dia muntah hingga beberapa kali. Kami pun menunda mengecek radang tenggorokan
dan melarikannya ke Rumah Sakit Vita Insani, di Pematangsiantar. Begitu
diperiksa dokter, ternyata hasilnya positif DBD dan tifus. Sekarang dia sudah
membaik setelah darahnya beberapa kali dicek di sana,” jelasnya.
Rany mengaku kecewa terhadap
hasil diagnosis RSU Tarutung. Apalagi penyakiit yang diderita anaknya tergolong
penyakit serius yang bisa mematikan. “Kita sangat kecewa dengan hasil pemeriksaan
di RSU Tarutung. Apalagi kita semua tahu, kalau demam berdarah itu merupakan
penyakit yang berbahaya, bahkan bisa menyebabkan pasien yang menderita penyakti
itu meninggal,” tegasnya.
Hal itu dibenarkan Humas RSU
Swadana Tarutung Alfred Pangaribuan. Ditemui di kantornya, Alfred mengatakan,
awalnya hasil diagnosis dokter atas nama Desy Pardede, hanya demam biasa dan
mengalami radang tenggorokan. “Memang hasil diagnose dokter yang menanganinya
demam biasa dan radang tenggorokan. Kebetulan panas Desy saat itu turun naik.
Jadi bisa aja seperti itu. Di sini yang kita temukan hanya demam biasa bukan
DBD,” jelasnya.
Namun, kata Alfred, dokter
umum Lukas Tobing, yang pertama menangani Desy melihat adanya gejala demam
berdarah. Namun setelah ditangani dokter Emmy, Desy negatif demam berdarah dan
hanya menderita demam biasa dan radang tenggorkan. “Awalnya memang sepertinya hanya
gejala DBD. Namun setelah dicek darahnya, ternyata tidak ada,” kilahnya. (S. Sibarani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar