Senin, 11 Juni 2012

Opini Kejamnya Dunia


Hasil Diagnosis RSU Tarutung Diragukan
  
WANTARA, Tarutung
 Hasil diagnosis di Rumah Sakit Umum (RSU) Swadana Tarutung, diragukan kebenarannya. Keraguan itu bermula dari salah seorang pasien bernama Desi Pardede (9), warga Jalan HKI Tarutung, yang menderita demam biasa dan radang tenggorokan. Namun setelah dicek ke rumah sakit di Pematangsiantar, ternyata pasien positif menderita Demam Berdarah Dangue (DBD).
Ibu Desy, Rani br. Simorangkir (40) mengatakan, Minggu (28/5) dia memeriksakan putrinya itu ke RSU Swadana TArutung, karena sudah seminggu demam tinggi. “ Awalnya Desy hanya demam biasa. Makanya kami rawat di rumah saja. Namun setelah seminggu, panasnya tidak turun-turun. Oleh keluarga sepakat membawa dia (Desy ) ke RSU Swadana Tarutug,” ujar Rani.
Setibanya di rumah sakit, kata wanita itu, dokter umum Lukas Tobing, yang kebetulan saat itu bertugas di Instalasi Gawat Darurat (IGD) menyarankan Desy untuk dirawat inap. “Dokter jaga saat iut menyarankan Desy dirawat inap sebelum darahnya dicek keesokan harinya. Bahkan tes dilakukan hingga dua kali. Hasilnya anak saya itu katanya demam biasa dan mengalami radang tenggorokan,” bebernya.
Setelah itu, katanya kondisi putrinya masih belum labil. Panasnya kadang naik turun. Namun, tiga hari kemudian. Dokter yang menangani Desy, dr. Emmy Sembiring, mengizinkan pulang karena kondisi sudah pulih. “Tetapi setelah kami meninggalkan RSU Tarutung, kami pergi ke Siantar, bermaksud untuk mengobati radang tenggorokan anak kami ini. Tetapi belum tiba di Siantar, panas putri kami kembali naik. Bahkan di perjalanan, dia muntah hingga beberapa kali. Kami pun menunda mengecek radang tenggorokan dan melarikannya ke Rumah Sakit Vita Insani, di Pematangsiantar. Begitu diperiksa dokter, ternyata hasilnya positif DBD dan tifus. Sekarang dia sudah membaik setelah darahnya beberapa kali dicek di sana,” jelasnya.
Rany mengaku kecewa terhadap hasil diagnosis RSU Tarutung. Apalagi penyakiit yang diderita anaknya tergolong penyakit serius yang bisa mematikan. “Kita sangat kecewa dengan hasil pemeriksaan di RSU Tarutung. Apalagi kita semua tahu, kalau demam berdarah itu merupakan penyakit yang berbahaya, bahkan bisa menyebabkan pasien yang menderita penyakti itu meninggal,” tegasnya.
Hal itu dibenarkan Humas RSU Swadana Tarutung Alfred Pangaribuan. Ditemui di kantornya, Alfred mengatakan, awalnya hasil diagnosis dokter atas nama Desy Pardede, hanya demam biasa dan mengalami radang tenggorokan. “Memang hasil diagnose dokter yang menanganinya demam biasa dan radang tenggorokan. Kebetulan panas Desy saat itu turun naik. Jadi bisa aja seperti itu. Di sini yang kita temukan hanya demam biasa bukan DBD,” jelasnya.
Namun, kata Alfred, dokter umum Lukas Tobing, yang pertama menangani Desy melihat adanya gejala demam berdarah. Namun setelah ditangani dokter Emmy, Desy negatif demam berdarah dan hanya menderita demam biasa dan radang tenggorkan. “Awalnya memang sepertinya hanya gejala DBD. Namun setelah dicek darahnya, ternyata tidak ada,” kilahnya. (S. Sibarani)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar