Minggu, 10 Juni 2012

Kausuistik


Judi Togel Di Pamanukan Kian Marak Meresahkan


WANTARA, Subang
Hasil invetigasi di lapangan di Kabupaten (Kab) Subang, makin marak judi togel (toto gelap). Warga tiap hari tak luput membahas judi ini. Bukti aktivitas melanggar hukum itu kian meresahkan. Kini ramai warga memikirkan dan membahas nomor yang bakal dipasang hingga tersita waktu bekerja.
Penyakit masyarakat itu muncul faktor besarnya harapan bakal mendapatkan uang jumlah besar yang dijanjikan pihak Bandar bagi masyarakat yang membeli (memasang) togel. Uang belanja kebutuhan sehari pun kemudian digunakan untuk membeli togel.
Sumber wartawan WANTARA di Subang,  menuturkan, di Kab. Subang, kini marak permainan judi togel, hingga ke Pamanukan. “Tiap hari warga Subang, bicara soal (bahas) togel. Kini tiada hari tanpa membahas nomor yang bakal dipasang,” unkapnya.
Ditambahkannya, Sugeng (41),  hingga menjual cicin istrinya untuk memasang  togel. Hal itu berawal dari mimpinya seekor  ular cobra masuk ke rumahnya. Atas dasar itu, lalu Sugeng memasang (membeli) togel dengan nomor ; 1732, 732, 32, 23 kali 10. Dan colok MC angka 1-7 dan 3-2 kali Rp.50 ribu. Semuanya seharga Rp.140.000. (rincian : 2x Rp.50.000 tambah Rp.40 ribu).
Penuturan Sugeng, analisa nomor itu (1732) berasal dari nomor rumahnya 17 dan ular disebut angka 32 dikombinasikan menjadi 1732.
Sugeng  pun kemudian berharap atas pembelian itu bakal mendapat hadiah berlipat ganda. Dia membayangkan mimpinya tersebut bakal membawa berkat uang puluhan juta. Sugeng  dalam sepekan itu (Minggu, Senin, Rabu, Kamis, Sabtu) membeli togel dengan jumlah dan nomor yang sama. Jika ditotal sebesar Rp.700 ribu (5 hari X Rp.140 ribu). Tapi pihak Bandar tak mengeluarkan nomor seperti mimpi Sugeng dalam sepekan itu. 
Sugeng akhirnya kian penasaran dan dalam benaknya suatu saat kelak pasti mimpinya itu mengandung makna mendapatkan uang berlipat ganda melalui nomor rumahnya (17) dan Ular (32). Sugeng tetap membeli togel menggunakan uang dari hasil penjualan cicin istrinya seberat 5 gram.
Namun apa daya, hingga uang penjualan cicin istrinya ludes, nomor itu tak kunjung ke luar. Karena ulahnya itu, anak dan istri Sugeng menanggung derita.  Istri Sugeng berinisial Ati (39) kepada WANTARA berharap pihak kepolisian menindak para Bandar togel di daerahnya. “Kami mohon polisi memberantas para pedagang togel itu. Jangan sampai ada lagi masyarakat mengalami nasib serupa denganku,” pintanya.
Menanggapi kasus ini, Sekjen LSM GERAK (Gerakan Rakyat Anti Korupsi) John WS, ketika dimintakan  komentarnya melalui telepin genggamnya di Jakarta,
mengatakan, prihatin atas maraknya judi togel di Subang, yang sudah merambah kepada masyarakat kalangan  bawah. Polisi katanya berkewajiban menindak. “ Bila Kepolisian di Subang tidak segera melakukan tindakan, supaya masyarakat meminta DPRD membentuk Pansus untuk mempertanyakan motif apa di balik hal tersebut,” tegasnya. (Octa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar