Jumat, 25 Mei 2012


Mengharap Kepedulian Putra Daerah
102 Tahun Desa Hurlang Muara Nauli Tanpa Listrik



 
 Desa Hurlang Nauli selama 102 tahun tanpa listrik.


WANTARA, Tapteng
SEJUMLAH warga masyarakat Desa Hurlang Muara Nauli, Tapanuli Tengah (Tapteng), Provinsi Sumatera Utara, kepada WANTARA Sabtu (12/5) lalu, bercerita sedih desanya sejak 1910 sampai 2012 ini, belum mendapat penerangan lampu listrik. Selain itu, akses  jalan juga terabaikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapteng. Padahal, Raja Bonaran Situmeang, SH., M.Hum dan  Sukran Jamilan Tanjung, SE. pada masa kampanye berjanji akan perbaiki jalan ke Dusun Hurlang Nauli,  juga akan mengadakan lampu penerangan listrik.
Namun janji mereka tersebut setelah menjadi  Kepala  dan Wakil Kepala Daerah hingga  kini belum mereka wujudkan. Warga pun kini berharap cemas menunggu aksi atas  janji ke dua pimpinan tersebut. “Muda-mudahan tidak terlupakan oleh Raja Bonaran Situmeang, SH., M.Hum selaku Bupati pilihan masyarakat  Kab. Tapteng. Kami berharap dengan setia kepada Raja Bonaran Situmeang,” keluh warga kepada WANTARA.
 Dusun Hurlang Muara Nauli, berada di Kecamatan (Kec) Kolang, berdampingan dengan Kec. Sorkam. Merupakan  tanah kelahiran Ir. Akbar Tanjung, Drs. Sarfy Hutauruk, juga Raja Bonaran Situmeang. “ Jika mereka  mau perduli akan kondisi desa kami, pembangunan infrastruktur jalam dan penerangan listrik akan dapat terwujud dalam waktu dekat,” keluh warga terlihat penuh berharap. kepada wartawan koran ini.
Sementara LSM LPPI  (Lembaga Pengawas Pembangunan Indonesia) J. Butarbutar  terkait hal ini menyatakan, Dusun Hurlang Nauli, jauh tertinggal pembangunannya di segala sektor dibandingkan desa lain. Padahal, desa (dusun) tersebut terbentuk sejak 1910.  “Sampai saat ini kondisi desa ini selalu begitu saja.  Padahal,  banyak  dari Kecamatan Kolang, pejabat negara dan politikus senior nasional seperti;  Akbar Tanjung, Sarfy Hutauruk, dan Raja Bonaran Situmeang.  Namun, desa asal para tokoh itu belum memiliki penerangan lampu listrik.
Terungkap, masih  ada beberapa desa  di Kab. Tapteng, kondisi serupa (tanpa penerangan lampu listrik) seperti; Dusun Sigiringgiring, Hutaraja, Kec. Tukka,  Desa Aloban (Bair)  Kec. Tapian Nauli, Kab. Tapanuli Tengah. Terkait terbelakangnya pembangunan desa itu warga pun kemudian menuturkan kemerdekaan Republik Indonesia, belum  mereka rasakan,  sehingga kami berpendapat di pandang sebelah mata oleh Pemerintah Kab. Tapteng.
“Tidak ada alasan Bupati Kab. Tapanuli Tengah tidak mengetahui keberadaan kami. Bahkan kami andil mendukung kemenangan dia jadi Bupati Kab. Tapanuli Tengah. Kami juga memberikan dukungan kepada DPRD sehingga anggota dewan ada dari Dapil kami mewakili rakyat untuk menyampaikan keluhan kami kepada pemerintah. Entah apa sebabnya mulai dari tahun 1910 sampai saat ini kami selalu terlupakan dari ingatan  Kepala Desa, Camat, DPRD, juga Bupati Kab. Tapanuli Tengah. Ternyata kami seperti  sangge – sangge (sereh) hanya pelengkap.  Sesudah masakan masak sereh-nya dibuang begitu saja,” tegasnya. (H.04)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar