Keterangan foto:
Ternak Kerbau Menempati Terminal Baru,
Pasar Terpadu
WANTARA, Kota Pandan.
DIPERKIRAKAN
Rp.50 miliar uang negara habis membangun Terminal Baru, Pasar Terpadu, Kecamatan
(Kec) Pandan, Kabupaten Tapanuli
Tengah (Kab. Tapteng). Namun
hasilnya hanya tempat pengembalaan
kerbau, dan lokasi insan Adam dan
Hawa bercengkerama secara liar.
Keterangan sejumlah warga Kab. Tapteng, pembangunan itu harus
dipertanggungjawabkan oleh Pemkab. Tapteng, sesuai peruntukan atau tata
ruangnya.
“Jika tidak, program yang dirancang Bupati Kab. Tapteng di masa kepemimpinan Drs. Tuani Lumbantobing
adalah menghamburkan uang Negara, patut mendapat pemeriksaan dari pihak
berwenang dalan pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Hampir setiap hari pengembala kerbau berada
di Terminal Baru, Pasar Terpadu, tanpa ada mengawasi,” ujar warga.
Terkait proyek ini, warga kepada awrtawan WANTARA di Tapteng,
meminta supaya mantan Bupati Tapteng, Tuani Lumbantobing dan pejabat terkait
proyek diperiksa. Bilamana kemudian terbukti ada tindak KKN di dalamnya, supaya
ditempatkan di Rumah Tahanan Negara atau Penjara. Kepada Bupati Tapteng, Raja
Bonaran Situmeang, SH.,M.Hum warga meminta supaya dilanjutikan pembangunan terminal tersebut.
Masyarakat
Kec. Pandan, mengenai Terminal Pasar Terpadu mengatakan, sudah diresmikan
bupati masa kepemimpinan Tuani Lumbantobing. Diharapkan pada masa kepemimpinan
Raja Bonaran Situmeang dapat mewujudkan
janjinya saat kampanye membongkar kasus korupsi yang ada di Tapteng era bupati
Tuani Lumbantobing. “Gandenglah Komisi Pemberantasan Korupsi membersihkan
pejabat Kabupaten Tapanuli Tengah yang terlibat korupsi. Jika itu dapat
ditepati Raja Bonaran Situmeang terpujilah namamu sebagai putra Kabupaten
Tapanuli Tengah. Warga mengharapkan tindakan membasmi para koruptor,” pinta
warga Kec. Pandan, kepada WANTARA di Tapteng.
Dugaan
korupsi mantan Bupati Kab. Tapanuli Tengah, pada pembangunan Terminal baru,
Pasar Terpadu, berkisar Rp. 50 miliar
pada pembangunan jalan penghubung Aek
Horsik, Terminal Baru Pasar Terpadu yang diperkirakan menelan biaya ratusan
miliar rupiah. Selain itu, juga pada pembangunan Asrama Haji,yang menelan biaya
sekitar lima puluh miliar. Ditambah lagi pembangunan Patung Anugerah di Bukit
Anugerah (Sitonong), Desa Bonan, Dolok, Kec. Sitahuis, Kab.Tapanuli Tengah,
sekitar Rp. 70 miliar, Pembangunan Tempat Pelelangan Ikan, di Labuhan Angin,
Kec. Tapian Nauli, Kab. Tapteng, puluhan miliar rupiah. Atas dasar itu, kata warga Bupati Raja Bonaran
Situmeang patut menggandeng KPK untuk mengusut tuntas kasus korupsi di Kab.
Tapteng. (H.04).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar