Kamis, 15 November 2012

Nyimas Sakuntala Dewi ANTI KORUPSI



WANTARA, BEKASI
Dalam rangka memperingati hari Pahlawan ke-67 pada 10 November 2012, WANTARA menyambangi seorang tokoh wanita Kota Bekasi. Nyimas Sakuntala Dewi (NSD), wanita aktivis gerakan perempuan ini adalah mantan aktivis GMNI dan sudah berpengalaman selama 31 tahun. Tidak diragukan lagi kiprahnya di dunia aktivis dan politik.
Panggilan akrabnya Bunda, dia juga seorang idealis antikorupsi. Di sela-sela kesibukannya, sempat WANTARA berbincang-bincang dengannya, inilah penuturannya.
W : Apa sih Pahlawan ?
NSD : Adalah orang yang berjasa bagi bangsa dan negara.
W : Bagaimana menurut Bunda, Pahlawan sekarang ini?
NSD : Orang-orang yang berjuang dengan keras mengembankan amanah rakyat, dan tidak memikirkan kepentingan pribadi/golongan, mengutamakan kesejahteraan sosial rakyatnya.
W : Kenapa Bunda, kepentingan rakyat yang harus diutamakan, bukan kepentingan pribadi ?
NSD : Jika orang sudah memikirkan kepentingan pribadinya, maka inilah yang akan menimbulkan ketimpangan dan ketidakadilan, serta celah-celah untuk orang menjadi KORUPSI. Dan ini yang akan merugikan rakyat serta negara. Dia yang akan kaya, rakyat yang miskin dan menderita, dampaknya akan menimbulkan kecemburuan dan kesenjangan sosial.
W : Kenapa Bunda tidak suka korupsi?
NSD : Yang perlu dan harus kita sadari, bahwa ajal selalu menyertai kita, kita tidak tahu akan kematian kita, kapan ajal menjemput kita. Maka saya takut sekali dengan korupsi dan antikorupsi. Ketika telah meninggal, yang akan dikenang dan diingat orang, koruptor sampai tujuh keturunan. Maka berbuatlah baik dan bekerja keras untuk anak dan keluarga, karena ini lebih berarti, dan inilah makna pahlawan.
W : Ngomong-ngomong, Bunda, di luar konteks ini, bagaimana seandainya Bunda dijadikan ketua partai, apa yang akan diperbuat?
NSD : Pemimpin harus bertanggung jawab dan amanah, kemudian saya utamakan pengkaderan anggota (kaderisasi) dan ideologi serta ekonomi harus dikuatkan dan kokoh. Kenapa? Supaya tidak terjadi penyimpangan dan terombang ambing dengan keadaan. Jika pengkaderan benar-benar dilaksanakan, ditanamkan rasa tanggung jawab penuh, maka Insya Allah partai menjadi besar. (Lufti)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar