Ahmad
Fuadi:
Perhatian Pemerintah Perlu Direspon Dengan Gerakan
WANTARA, Subang.
Perhatian pemerintah
terhadap dunia menulis sudah cukup bagus. Pemerintah melalui
instansi-instansinya sangat concern terhadap kegiatan tulis-menulis. Ini
membuktikan kegiatan menulis merupakan modal strategis dalam pembangunan.
Respon dari pemerintah itu di antaranya program gemar membaca.
Namun masih program yang dilakukan secara biasa-biasa. “Perlu disambut
melalui gerakan yang luar biasa dan lebih masuk ke generasi muda sehingga
membaca itu menarik dan menulis juga menjadi lebih baik,” kata Ahmad Fuadi,
penulis novel “Negara 5 Menara” di sela-sela acara Audisi Penulis Muda Subang
Berbaka 2012 di Aula STIESA, Minggu (20/5) lalu.
Selanjutnya kata Ahmad Fuadi, kegiatan audisi ini merupakan
kesadaran baru mengajak anak-anak muda untuk menulis dan itu perlu didukung
dari rumah dan lingkungan. “Sekarang yang dilakukan ini adalah (dukungan)
lingkungan. Saya harap ada juga dari sekolah dan rumah ikut menciptakan
suasana yang mendukung,” ujar Ahmad Fuadi menjelaskan.
Peluang-peluang yang ada sudah terbuka dan potensi-potensi yang
dimiliki anak muda sudah cukup baik. Tinggal bagaimana ada suatu gerakan yang
mendukung ke arah tersebut.
Untuk menciptakan tulisan yang bagus sangat perlu didukung
kegiatan mambaca juga. “Tidak bisa kita menulis tanpa membaca, oleh karena
itu penulis perlu membaca untuk menciptakan tulisan yang baik,” jelasnya
lagi.
Pada acara Audisi penulis Muda Subang, mengambil tema
"Menulis Ulang Kebangkitan Pemuda" yang diisi berbagi pengalaman
dari Ahmad Fuadi, sang penulis muda. Menurut Ketua Panitia Penyelenggara,
Yanu Hendra Prasetyo, tujuan kegiatan ini ialah dalam rangka menciptakan
jaringan penulis untuk mengorbitkan para penulis muda untuk tampil. Sekaligus
juga menampung kreatifitas membangun Subang supaya lebih maju. Hingga saat
ini terhimpung tidak kurang 350 anggota dari seluruh SMP, SMA/SMK dan
madrasah pesantren di seluruh Subang.
Dalam presentasinya Ahmad Fuadi memamparkan tentang pentingnya
menulis. Karena dengan menulis ide-ide yang keluar akan lebih abadi. Berbeda
dengan budaya lisan yang hanya bisa didengar pada waktu itu saja. Berbeda
jika lisan yang direkam. Maka dari itu, budaya menulis secara baik dan serius
perlu dibudayakan.
Mengenai penguasaan bahasa, lanjut Ahmad Fuadi, berdasarkan
pengalamannya lebih ditekankan pada penguasaan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab
di samping Bahasa Indonesia dan Bahasa Ibu daerah masing-masing. Untuk
menguasai bahasa sebaiknya dipakai bukan semata dipelajari. “Kata guru saya
di (Pesantren) Gontor, dengan penguasaan Bahasa Inggris dan Arab dapat mebuka
jendela-jendela ilmu di dunia,” ujarnya lagi.
Dengan adanya perkembangan teknologi orang bisa membaca buku dan
tulisan secara online. Anak muda
akan makin mudah terekspose oleh berbagai sumber. Namun kesulitannya mereka
terlalu disibukkan oleh sosial media seperti face book atau twiter.
Dalam twiter atau FB itu hanya
tulisan-tulisan pendek. “Kalau (tulisan) pendek-pendek itu kurang masuk
(dalam keseriusan),”
Sedangkan kualitas tulisan yang telah dihasilkan oleh para penulis muda, menurut Ahmad Fuadi sangat beraneka ragam.
Sedangkan kualitas tulisan yang telah dihasilkan oleh para penulis muda, menurut Ahmad Fuadi sangat beraneka ragam.
Menurut pengamatannya dari blog-blog yang ada, ternyata
baka-bakat penulis muda sudah cukup bagus. Sekarang upaya menerbitkan buku
makin mudah. “Apalagi sekarang telah ada penerbit independen yang menyediakan
jasa penerbitan bagi yang ingin menerbitkan bukunya. Mau menerbitkan lima
buku bisa atau mau sepuluh buku pun bisa,” Kemudahan-kemudahan ini seyogyanya
dimanfaatkan oleh penulis muda dalam menuangkan ide-ide kreatifnya.
Malah dengan teknologi internet kita tidak perlu menerbitkan
secara fisik. “Kita taruh saja di internet. Itu, ‘kan sudah terbit. Dan bisa
dibaca semua orang yang mengaksesnya,” jelasnya lagi.
Acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan Arsa Band, Komunitas
Yo-Yo dan Grup vokal Spanda yang masing menampilkan keterampilannya. Untuk
komunitas yo-yo domotori oleh Oke Rosgana sebagai master yo-yo Indonesia
menampilkan keterampilan megolah gaya permainan yo-yo dan menampilkan aksi
aerodinamika. Sedangkan grup vokal Spanda menampilkan lagu dengan judul
“Mulailah Menulis”.
Ternyata Ahmad Fuadi sangat merespon kreatifitas pemuda Subang.
Di antaranya kreativitas olah permainan yo-yo oleh Oke Rosgana yang berhasil
membawa nama baik Subang di dunia internasional. Bahkan sempat dijadikan
bintang iklan karena permainan yo-yo. Ahmad Fuadi pun cukup apresiatif kepada
bumerang yang dibuat oleh salah seorang perajin bumerang Subang.
Pada audisi penulis muda tersebut masuk 188 naskah yang terbagi
dalam 102 cerpen, 70 piuisi, 11 esai dan 5 cergam. Setelah dilakukan
penialaian keluar sebagai juara sebagai berikut:
Kategori Cerita Pendek
Juara 1 Intan Salindri Galiesta dengan judul Keluarga Sunatri. Juara 2 Brigitta Mayori Puteri dengan judul Senja dan Merdeka. Juara 3 Deniar Permana dengan judul Nyontek.
Kategori Puisi
Juara 1 Saly Aryanti Gustina dengan judul "I". Juara 2 Rena Nur Riyana dengan judul Goresan untuk Tuan Mentri. Juara 3 Lilis Nuraeni dengan judul Si Perempuan.
Ketegori Cerita Bergambar/Komik
Rafifah Zahra dengan judul Monyet Buruk Rupa dan Kucing Jahil (Lorent H/Maman).
Juara 1 Intan Salindri Galiesta dengan judul Keluarga Sunatri. Juara 2 Brigitta Mayori Puteri dengan judul Senja dan Merdeka. Juara 3 Deniar Permana dengan judul Nyontek.
Kategori Puisi
Juara 1 Saly Aryanti Gustina dengan judul "I". Juara 2 Rena Nur Riyana dengan judul Goresan untuk Tuan Mentri. Juara 3 Lilis Nuraeni dengan judul Si Perempuan.
Ketegori Cerita Bergambar/Komik
Rafifah Zahra dengan judul Monyet Buruk Rupa dan Kucing Jahil (Lorent H/Maman).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar