Minggu, 10 Juni 2012

Utama

Ahmad Fuadi:

 Perhatian Pemerintah Perlu Direspon Dengan Gerakan

WANTARA, Subang.
 Perhatian pemerintah terhadap dunia menulis sudah cukup bagus. Pemerintah melalui instansi-instansinya sangat concern terhadap kegiatan tulis-menulis. Ini membuktikan kegiatan menulis merupakan modal strategis dalam pembangunan.
Respon dari pemerintah itu di antaranya program gemar membaca. Namun masih program yang dilakukan secara biasa-biasa. “Perlu disambut melalui gerakan yang luar biasa dan lebih masuk ke generasi muda sehingga membaca itu menarik dan menulis juga menjadi lebih baik,” kata Ahmad Fuadi, penulis novel “Negara 5 Menara” di sela-sela acara Audisi Penulis Muda Subang Berbaka 2012 di Aula STIESA, Minggu (20/5) lalu.
Selanjutnya kata Ahmad Fuadi, kegiatan audisi ini merupakan kesadaran baru mengajak anak-anak muda untuk menulis dan itu perlu didukung dari rumah dan lingkungan. “Sekarang yang dilakukan ini adalah (dukungan) lingkungan. Saya harap ada juga dari sekolah dan rumah ikut menciptakan suasana yang mendukung,” ujar Ahmad Fuadi menjelaskan.
Peluang-peluang yang ada sudah terbuka dan potensi-potensi yang dimiliki anak muda sudah cukup baik. Tinggal bagaimana ada suatu gerakan yang mendukung ke arah tersebut.
Untuk menciptakan tulisan yang bagus sangat perlu didukung kegiatan mambaca juga. “Tidak bisa kita menulis tanpa membaca, oleh karena itu penulis perlu membaca untuk menciptakan tulisan yang baik,” jelasnya lagi.
Pada acara Audisi penulis Muda Subang, mengambil tema "Menulis Ulang Kebangkitan Pemuda" yang diisi berbagi pengalaman dari Ahmad Fuadi, sang penulis muda. Menurut Ketua Panitia Penyelenggara, Yanu Hendra Prasetyo, tujuan kegiatan ini ialah dalam rangka menciptakan jaringan penulis untuk mengorbitkan para penulis muda untuk tampil. Sekaligus juga menampung kreatifitas membangun Subang supaya lebih maju. Hingga saat ini terhimpung tidak kurang 350 anggota dari seluruh SMP, SMA/SMK dan madrasah pesantren di seluruh Subang.
Dalam presentasinya Ahmad Fuadi memamparkan tentang pentingnya menulis. Karena dengan menulis ide-ide yang keluar akan lebih abadi. Berbeda dengan budaya lisan yang hanya bisa didengar pada waktu itu saja. Berbeda jika lisan yang direkam. Maka dari itu, budaya menulis secara baik dan serius perlu dibudayakan.
Mengenai penguasaan bahasa, lanjut Ahmad Fuadi, berdasarkan pengalamannya lebih ditekankan pada penguasaan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab di samping Bahasa Indonesia dan Bahasa Ibu daerah masing-masing. Untuk menguasai bahasa sebaiknya dipakai bukan semata dipelajari. “Kata guru saya di (Pesantren) Gontor, dengan penguasaan Bahasa Inggris dan Arab dapat mebuka jendela-jendela ilmu di dunia,” ujarnya lagi.
Dengan adanya perkembangan teknologi orang bisa membaca buku dan tulisan secara online. Anak muda akan makin mudah terekspose oleh berbagai sumber. Namun kesulitannya mereka terlalu disibukkan oleh sosial media seperti face book atau twiter. Dalam twiter atau FB itu hanya tulisan-tulisan pendek. “Kalau (tulisan) pendek-pendek itu kurang masuk (dalam keseriusan),”
Sedangkan kualitas tulisan yang telah dihasilkan oleh para penulis muda, menurut Ahmad Fuadi sangat beraneka ragam.
Menurut pengamatannya dari blog-blog yang ada, ternyata baka-bakat penulis muda sudah cukup bagus. Sekarang upaya menerbitkan buku makin mudah. “Apalagi sekarang telah ada penerbit independen yang menyediakan jasa penerbitan bagi yang ingin menerbitkan bukunya. Mau menerbitkan lima buku bisa atau mau sepuluh buku pun bisa,” Kemudahan-kemudahan ini seyogyanya dimanfaatkan oleh penulis muda dalam menuangkan ide-ide kreatifnya.
Malah dengan teknologi internet kita tidak perlu menerbitkan secara fisik. “Kita taruh saja di internet. Itu, ‘kan sudah terbit. Dan bisa dibaca semua orang yang mengaksesnya,” jelasnya lagi.
Acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan Arsa Band, Komunitas Yo-Yo dan Grup vokal Spanda yang masing menampilkan keterampilannya. Untuk komunitas yo-yo domotori oleh Oke Rosgana sebagai master yo-yo Indonesia menampilkan keterampilan megolah gaya permainan yo-yo dan menampilkan aksi aerodinamika. Sedangkan grup vokal Spanda menampilkan lagu dengan judul “Mulailah Menulis”.
Ternyata Ahmad Fuadi sangat merespon kreatifitas pemuda Subang. Di antaranya kreativitas olah permainan yo-yo oleh Oke Rosgana yang berhasil membawa nama baik Subang di dunia internasional. Bahkan sempat dijadikan bintang iklan karena permainan yo-yo. Ahmad Fuadi pun cukup apresiatif kepada bumerang yang dibuat oleh salah seorang perajin bumerang Subang.
Pada audisi penulis muda tersebut masuk 188 naskah yang terbagi dalam 102 cerpen, 70 piuisi, 11 esai dan 5 cergam. Setelah dilakukan penialaian keluar sebagai juara sebagai berikut:
Kategori Cerita Pendek
Juara 1 Intan Salindri Galiesta dengan judul Keluarga Sunatri. Juara 2 Brigitta Mayori Puteri dengan judul Senja dan Merdeka. Juara 3 Deniar Permana dengan judul Nyontek.

Kategori Puisi
Juara 1 Saly Aryanti Gustina dengan judul "I". Juara 2 Rena Nur Riyana dengan judul Goresan untuk Tuan Mentri. Juara 3 Lilis Nuraeni dengan judul Si Perempuan.

Ketegori Cerita Bergambar/Komik
Rafifah Zahra dengan judul Monyet Buruk Rupa dan Kucing Jahil (Lorent H/Maman).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar