TPA Kembali Makan Korban
Polresta Bekasi Kota
Bagaimana Bersikap?
Sampah menggunung di
TPA Kota Bekasi. Di sini Pemulung Amin tewas tertimbun. (foto : Noval/WANTARA)
WANTARA, Bekasi
Bersih, aman dan asri, merupakan program kerja
tersusun dan terencana yang selama ini
terkumandangkan dari Pemerintah Kota Bekasi. Namun fakta di lapangan pemerintah itu dinilai gagal dalam mewujudkannya.
Khususnya menyangkut tata kelola Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA).
Sampah, kenyataannya hingga sesaat ini masih menjadi barang
dilema bagi Kota Bekasi. Fakta itu pantas diaminkan bila saja kita mau berlaku
jujur bahwa di setiap sudut kota ini, bertebaran sampah dengan aroma tak sedap hingga di lokasi TPA Bantargebang,
sekalipun.
Pastinya, sampah masih
saja ditemukan tercecer di sana-sini,
serta ada pembuangan sampah baru
di berbagai lokasi di wilayah Kota Bekasi, tidak terawasi berdampak pada
ketidaknyamanan masyarakat. Kasus ini terjadi dampak pegelolaan sampah yang tidak profesional oleh Pemerintah Kota Bekasi.
Dampak
buruk sampah bukan hanya sebatas bau
aroma tak sedap. Tapi juga soal nyawa. Sebagai contoh, warga Desa Taman Sari, baru lalu, berduka
ekses tata kelola persampahan yang buruk di kota ini. Seorang anak bangsa
meninggal tertimbun sampah yang menggunung. Kasus ini banyak pihak menghakimi
faktor kelalaian Pemerintah Kota Bekasi.
Kasus
ini berawal dari kondisi sampah ditumpuk ketinggian, di zona 4 Desa Sumur
Batu RT 03/RW 03 Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang,
Kota Bekasi. Amin (40 tahun) pada Kamis (17/5) pukul 12.00 Wib, mengais sampah di lokasi ini. Bersamaan dengan
itu, satu kendaraan truk sedang membuang
sampah di lokasi tersebut. Amin dengan sejumlah temannya tengah mengais sampah.
Namun tiba-tiba, sampah yang sudah membukit bagai tebing itu longsor. Amin pun
tertimbun.
Meski beberapa orang
rekannya pemulung berusaha membantunya dan berteriak minta tolong kepada pihak
pengelola di sekitar lokasi itu, tapi Amin tak terselamatkan karena kuantitas
sampah yang menimpanya demikian banyak.
Sejumlah warga di sekitar TPA Bantargebang, kepada WANTARA
menuturkan, melihat kejadiannya naas yang menimpa Amin. Mereka jauh hari
sebelum kejadian katanya sudah mengeluhkan buruknya pengelolaan sampah ini. Ditambahkan
warga itu, air dari sampah mengalir ke sawah milik warga sekitar TPA, serta
jalan ke lokasi mereka tertutup dan pencemaran terjadi luar biasa.
Air yang dikomsumsi warga untuk kebutuhan sehari-hari disebutkan
bermasalah tercemar air sampah. Warga juga mengeluh mengalami sesak nafas dan
mengidap penyakit kulit. “Kami minta agar TPA Kota Bekasi, ditutup,” keluh
mereka.
Warga Desa Taman Sari, Yakup (39) adik Amin korban mininggal
tertimbun sampah kepada WANTARA, baru lalu, mengatakan, khawatir kondisi sampah
di TPA bakal kembali menelan korban tewas. “Saya punya anak, juga kerja seharian
di sini mengais sampah. Kami takut terulang
longsor. Mohon pemerintah memperhatikan
kami,” tuturnya polos berharap. (NM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar