Minggu, 10 Juni 2012

Utama


TPA Kembali Makan Korban
Polresta Bekasi Kota Bagaimana Bersikap?

Sampah menggunung di TPA Kota Bekasi. Di sini Pemulung Amin tewas tertimbun.  (foto : Noval/WANTARA)
WANTARA, Bekasi
Bersih, aman dan asri, merupakan  program kerja  tersusun dan terencana yang selama ini  terkumandangkan dari Pemerintah Kota Bekasi.  Namun fakta di lapangan  pemerintah itu dinilai gagal dalam mewujudkannya. Khususnya menyangkut tata kelola Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA).
Sampah, kenyataannya hingga sesaat ini masih menjadi barang dilema bagi Kota Bekasi. Fakta itu pantas diaminkan bila saja kita mau berlaku jujur bahwa di setiap sudut kota ini, bertebaran sampah  dengan aroma tak sedap hingga di lokasi TPA Bantargebang, sekalipun.
Pastinya,  sampah masih saja ditemukan tercecer di sana-sini,  serta  ada pembuangan sampah baru di berbagai lokasi di wilayah Kota Bekasi, tidak terawasi berdampak pada ketidaknyamanan masyarakat. Kasus ini terjadi dampak  pegelolaan sampah yang tidak profesional  oleh Pemerintah Kota Bekasi.
            Dampak buruk sampah bukan hanya sebatas  bau aroma tak sedap. Tapi juga soal nyawa. Sebagai contoh,  warga Desa Taman Sari, baru lalu, berduka ekses tata kelola persampahan yang buruk di kota ini. Seorang anak bangsa meninggal tertimbun sampah yang menggunung. Kasus ini banyak pihak menghakimi faktor kelalaian Pemerintah Kota Bekasi.
            Kasus ini berawal dari kondisi   sampah ditumpuk ketinggian, di zona 4 Desa Sumur Batu  RT 03/RW 03  Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi.  Amin (40 tahun) pada Kamis (17/5)  pukul 12.00 Wib,  mengais sampah di lokasi ini. Bersamaan dengan itu,  satu kendaraan truk sedang membuang sampah di lokasi tersebut. Amin dengan sejumlah temannya tengah mengais sampah. Namun tiba-tiba, sampah yang sudah membukit bagai tebing itu longsor. Amin pun tertimbun.
Meski  beberapa orang rekannya pemulung berusaha membantunya dan berteriak minta tolong kepada pihak pengelola di sekitar lokasi itu, tapi Amin tak terselamatkan karena kuantitas sampah yang menimpanya demikian banyak.
Sejumlah warga di sekitar TPA Bantargebang, kepada WANTARA menuturkan, melihat kejadiannya naas yang menimpa Amin. Mereka jauh hari sebelum kejadian katanya sudah mengeluhkan buruknya pengelolaan sampah ini. Ditambahkan warga itu, air dari sampah mengalir ke sawah milik warga  sekitar TPA,   serta  jalan ke lokasi  mereka  tertutup dan pencemaran terjadi luar biasa.
Air yang dikomsumsi warga untuk kebutuhan sehari-hari disebutkan bermasalah tercemar air sampah. Warga juga mengeluh mengalami sesak nafas dan mengidap penyakit kulit. “Kami minta agar TPA Kota Bekasi, ditutup,” keluh mereka.
Warga Desa Taman Sari, Yakup (39) adik Amin korban mininggal tertimbun sampah kepada WANTARA, baru lalu, mengatakan, khawatir kondisi sampah di TPA bakal kembali menelan korban tewas. “Saya punya anak, juga kerja seharian di sini mengais sampah.  Kami  takut terulang  longsor.  Mohon pemerintah memperhatikan kami,” tuturnya polos berharap. (NM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar