Minggu, 10 Juni 2012

Polhukam


VISI MISI HARUS JELAS JANGAN OBRAL JANJI

Penulis:
LUFTISAR
 







(Ketua OKK Satria Gerindra Kota Bekasi Dan Wartawan Koran Warta Nusantara)

WANTARA, Bekasi
Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bekasi, Desember  2012 mendatang, konstalasi politik makin memanas.  Masing-masing partai meyakinkan pada masyarakat mereka lah yang terbaik dan paham betul soal situasi dan kondisi Kota Bekasi.
Silakan saja partai atau kader partai mempromosikan diri mereka. Tapi masalahnya sekarang situasi kondisi Kota Bekasi, tidak sama dengan beberapa waktu yang lalu, berubah begitu capat. Pemilih rakyat sekarang cukup cerdas  dan tidak gampang diiming-iming atau diakal-akalin dengan janji-janji yang tidak jelas.
Yang terpenting bagaimana para calon wali kota dapat meyakinkan para masyarakat atau warga Kota Bekasi. Dengan program visi misi yang jelas. Tidak obral janji. Artinya, program-program dapat menyentuh langsung ke masyarakat bawah atau akar rumput.
Coba fokuskan ke ekonomi rakyat, pendidikan. Contohnya, mulai dari SD ke SMP dan SMP ke SMA, banyak sekali masalah Kota Bekasi, salah satu kota di Jawa Barat, masuk SMP dan SMA cukup tinggi biayanya, orang-orang berduit saja yang bisa mengikuti keadaan tersebut yang miskin hanya dapat pasrah saja walaupun ada program pendidikan gratis, itu hanya bahasa lipstick.  
Karena visi misi yang mengambang akan merugikan calon dan buang-buang uang saja. Lebih baik diamalkan untuk kebaikan masyarakat, daripada menghambur-hamburkan uang karena ego dan ambisi semata dan memuaskan hawa nafsu.
Perlu para calon wali kota menyadari kondisi situasi ke depan yang makin multi komplek. Maka cobalah terprogram dengan baik dan terarah, karena bila tidak punya program dan kesanggupan buat apa? Ujung -ujungnya rusak.
Bagaimana calon Wali Kota Kota Bekasi, mempunyai visi misi dan program untuk mengangkat harkat martabat rakyat Kota Bekasi, itu yang terpenting. Mari kita sorot partai yang sudah membuka atau menggelar dan memberi kesempatan kepada warga Kota Bekasi, maupun kader partai untuk mencoba menjadi calon wali kota.
Partai Demokrasi Indonesia ( PDIP) memberi kesempatan tanggal 21 – 29 Mei 2012, telah mendaftar ada 13 orang baik dari kader maupun dari luar partai yaitu NY. Sumiati, MM, Dadang Mulyadi, Mustofa, Anim Imanudin, Sakuntala Dewi, Adhy Firdaus, Adam Tamara, R. Bambang SS, Marhaban Sigalingging, Nuryadi Darmawan, Tumai, Harus Alarasyid dan Ismail Ibrahim.
 Dari partai Gerindra calon wali kota melalui konvensi ada 6 orang plus non konvensi; Ibnu Hajar Tanjung, David Taga, M. Dian, Marhaban Sigalingging, Hedi Yustaja dan Ny. Dial Hasan, H. Warmin, SH (non  konvensi).
Menurut informasi yang dapat dipercaya hanya 2 yang direkomendasikan melalui DPD yaitu Ny. Dial Hasan dan Hedi Yustaja. Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) ada lima orang yang diseleksi yaitu Chaeruman J Putro, Sutriyono, Nur Supriyanto, Heri Koeswara, Ahmad Saikhu, mengkerucut  3 orang Heri Koeswara, Ahmad Saikhu, Sutriyono, tapi informasi terahir ada 2 orang yang direkomendasikan.
Dari Partai Demokrat Andi zabidi SE, Roni Hermawan, Ratu Tatu Sukarsih, dari Partai Golkar H. Rachmat Effendi Wali Kota Bekasi, ada beberapa wanita walaupun ada calon-calon lain kayaknya yang di rekomendasi Rachmat Effendi.
Partai Amanat Nasional, juga mengeluarkan calon H. Maskur Ahmad, H. Abdul Muin Hafid, Agus Rohadi, zubaidi Asnan, sampai hari ini belum jelas siapa yang akan tampil dan direkomendasikan. Dari partai-partai yang lainnya juga ada seperti PKB, PPP, PBB,  tapi mereka tidak begitu menggebu -gebu dan populer karena mereka menyadari kekurangannya baik di legeslatif. Kalaupun maju mereka harus berkualisi dengan beberapa partai dan biaya cukup besar, lebih baik tunggu pinangan.
Menurut pengamatan saya, untuk mencapai kemenangan di parlemen maupun di hati rakyat, pasangan yang ideal kombinasi orang Bekasi dengan orang luar Bekasi, atau sebaliknya. Kalu tidak kemungkinan tipis untuk mencapai kemenangan.
Partai Golkar dengan Demokrat atau sebaliknya, tapi pertanyaannya maukah mereka menjadi orang ke dua, Rachmat Effendi – Andi zabidi atau Andi zabidi dengan Rachmat Effendi, logikanya Andi zabidi Ketua DPRD dari partai Demokrat pemenang Pemilu apakah mau jadi orang ke dua, sedangkan Rachmat Effendi dari Golkar kursinya hanya ada enam, berarti harus koalisi, egonya dia Wali Kota Bekasi (incumbent ) apa mau juga jadi orang ke dua ?
PKS  karena merasa pemenang ke 2 sudah pasti tidak mau jadi wakil wali kota.  Tapi pertanyaannya, dengan siapa koalisinya? Apakah  PDIP atau PAN atau denga partai Gerindra? Sementara dengan Gerindra mereka mau hanya pemimpin laki –laki, bukan wanita, peluangnya Hedi Yustaja.
 Sementara Ny. Dial Hasan cobalah komunikasi dengan calon PDIP tapi seandainya PDIP calonnya wanita, peluangnya Ny. Dial Hasan tipis, pemimpin wanita-wanita dilematis. Tapi bagaimana dengan kader Gerindra lainnya H. Warmin, SH, dia dapat dukungan besar dari akar rumput dan lapisan masyarakat Kota Bekasi.
 Namun bagaimana nasib dukungan masyarakat kepada H. Warmin, sementara dia tidak maju dengan konvensi apakah mungkin DPP dapat memberikan rekomendasi dari H. Warmin? Jawabannya kita tunggu perkembangannya. Dan seandainya PDIP mendukung calon yang laki-laki otomatis idealnya pasangan dengan wanita dimungkinkan.
Kalau yang direkomendasikan dari pusat Rieke Diah Pitaloka pasangan dengan laki –laki partai Gerindra atau lainnya. Sebenar peluang yang bagus PKS ( B1 ) wakil dari PDIP, atau PKS (B1) wakil dari partai Gerindra. Sekedar tambahan dan catatan pasangan orang luar Bekasi dengan Bekasi atau sebaliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar