VISI MISI HARUS JELAS JANGAN OBRAL JANJI
Penulis:
LUFTISAR
(Ketua OKK Satria
Gerindra Kota Bekasi Dan Wartawan Koran Warta Nusantara)
WANTARA, Bekasi
Menjelang Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bekasi, Desember
2012 mendatang, konstalasi politik makin memanas. Masing-masing partai meyakinkan pada
masyarakat mereka lah yang terbaik dan paham betul soal situasi dan kondisi Kota
Bekasi.
Silakan saja partai atau
kader partai mempromosikan diri mereka. Tapi masalahnya sekarang situasi
kondisi Kota Bekasi, tidak sama dengan beberapa waktu yang lalu, berubah begitu
capat. Pemilih rakyat sekarang cukup cerdas
dan tidak gampang diiming-iming atau diakal-akalin dengan janji-janji
yang tidak jelas.
Yang terpenting
bagaimana para calon wali kota dapat meyakinkan para masyarakat atau warga Kota
Bekasi. Dengan program visi misi yang jelas. Tidak obral janji. Artinya,
program-program dapat menyentuh langsung ke masyarakat bawah atau akar rumput.
Coba fokuskan ke ekonomi
rakyat, pendidikan. Contohnya, mulai dari SD ke SMP dan SMP ke SMA, banyak
sekali masalah Kota Bekasi, salah satu kota di Jawa Barat, masuk SMP dan SMA
cukup tinggi biayanya, orang-orang berduit saja yang bisa mengikuti keadaan
tersebut yang miskin hanya dapat pasrah saja walaupun ada program pendidikan
gratis, itu hanya bahasa lipstick.
Karena visi misi yang
mengambang akan merugikan calon dan buang-buang uang saja. Lebih baik diamalkan
untuk kebaikan masyarakat, daripada menghambur-hamburkan uang karena ego dan
ambisi semata dan memuaskan hawa nafsu.
Perlu para calon wali
kota menyadari kondisi situasi ke depan yang makin multi komplek. Maka cobalah
terprogram dengan baik dan terarah, karena bila tidak punya program dan
kesanggupan buat apa? Ujung -ujungnya rusak.
Bagaimana calon Wali
Kota Kota Bekasi, mempunyai visi misi dan program untuk mengangkat harkat
martabat rakyat Kota Bekasi, itu yang terpenting. Mari kita sorot partai yang
sudah membuka atau menggelar dan memberi kesempatan kepada warga Kota Bekasi,
maupun kader partai untuk mencoba menjadi calon wali kota.
Partai Demokrasi
Indonesia ( PDIP) memberi kesempatan tanggal 21 – 29 Mei 2012, telah mendaftar
ada 13 orang baik dari kader maupun dari luar partai yaitu NY. Sumiati, MM,
Dadang Mulyadi, Mustofa, Anim Imanudin, Sakuntala Dewi, Adhy Firdaus, Adam
Tamara, R. Bambang SS, Marhaban Sigalingging, Nuryadi Darmawan, Tumai, Harus
Alarasyid dan Ismail Ibrahim.
Dari partai Gerindra calon wali kota melalui
konvensi ada 6 orang plus non konvensi; Ibnu Hajar Tanjung, David Taga, M.
Dian, Marhaban Sigalingging, Hedi Yustaja dan Ny. Dial Hasan, H. Warmin, SH (non
konvensi).
Menurut informasi yang
dapat dipercaya hanya 2 yang direkomendasikan melalui DPD yaitu Ny. Dial Hasan
dan Hedi Yustaja. Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) ada lima orang yang
diseleksi yaitu Chaeruman J Putro, Sutriyono, Nur Supriyanto, Heri Koeswara,
Ahmad Saikhu, mengkerucut 3 orang Heri
Koeswara, Ahmad Saikhu, Sutriyono, tapi informasi terahir ada 2 orang yang
direkomendasikan.
Dari Partai Demokrat
Andi zabidi SE, Roni Hermawan, Ratu Tatu Sukarsih, dari Partai Golkar H.
Rachmat Effendi Wali Kota Bekasi, ada beberapa wanita walaupun ada calon-calon
lain kayaknya yang di rekomendasi Rachmat Effendi.
Partai Amanat Nasional,
juga mengeluarkan calon H. Maskur Ahmad, H. Abdul Muin Hafid, Agus Rohadi, zubaidi
Asnan, sampai hari ini belum jelas siapa yang akan tampil dan direkomendasikan.
Dari partai-partai yang lainnya juga ada seperti PKB, PPP, PBB, tapi mereka tidak begitu menggebu -gebu dan populer
karena mereka menyadari kekurangannya baik di legeslatif. Kalaupun maju mereka
harus berkualisi dengan beberapa partai dan biaya cukup besar, lebih baik
tunggu pinangan.
Menurut pengamatan saya,
untuk mencapai kemenangan di parlemen maupun di hati rakyat, pasangan yang
ideal kombinasi orang Bekasi dengan orang luar Bekasi, atau sebaliknya. Kalu
tidak kemungkinan tipis untuk mencapai kemenangan.
Partai Golkar dengan
Demokrat atau sebaliknya, tapi pertanyaannya maukah mereka menjadi orang ke dua,
Rachmat Effendi – Andi zabidi atau Andi zabidi dengan Rachmat Effendi,
logikanya Andi zabidi Ketua DPRD dari partai Demokrat pemenang Pemilu apakah
mau jadi orang ke dua, sedangkan Rachmat Effendi dari Golkar kursinya hanya ada
enam, berarti harus koalisi, egonya dia Wali Kota Bekasi (incumbent ) apa mau juga jadi orang ke dua ?
PKS karena merasa pemenang ke 2 sudah pasti tidak
mau jadi wakil wali kota. Tapi
pertanyaannya, dengan siapa koalisinya? Apakah PDIP atau PAN atau denga partai Gerindra?
Sementara dengan Gerindra mereka mau hanya pemimpin laki –laki, bukan wanita,
peluangnya Hedi Yustaja.
Sementara Ny. Dial Hasan cobalah komunikasi
dengan calon PDIP tapi seandainya PDIP calonnya wanita, peluangnya Ny. Dial
Hasan tipis, pemimpin wanita-wanita dilematis. Tapi bagaimana dengan kader
Gerindra lainnya H. Warmin, SH, dia dapat dukungan besar dari akar rumput dan
lapisan masyarakat Kota Bekasi.
Namun bagaimana nasib dukungan masyarakat
kepada H. Warmin, sementara dia tidak maju dengan konvensi apakah mungkin DPP
dapat memberikan rekomendasi dari H. Warmin? Jawabannya kita tunggu
perkembangannya. Dan seandainya PDIP mendukung calon yang laki-laki otomatis
idealnya pasangan dengan wanita dimungkinkan.
Kalau yang
direkomendasikan dari pusat Rieke Diah Pitaloka pasangan dengan laki –laki partai
Gerindra atau lainnya. Sebenar peluang yang bagus PKS ( B1 ) wakil dari PDIP,
atau PKS (B1) wakil dari partai Gerindra. Sekedar tambahan dan catatan pasangan
orang luar Bekasi dengan Bekasi atau sebaliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar