Jumat, 25 Mei 2012


Analisa Harapan, Kenyataan, Keinginan Mereka Jadi Walikota Bekasi
 
Oleh : Luftisar

Penulis  Ketua OKK Satria Gerindra Kota Bekasi

WANTARA, Bekasi.
Pemilihan walikota tinggal sekitar 6 bulan lagi, tepatnya 16 Desember 2012, Masing-masing partai sudah mengeluarkan kandidatnya untuk bertarung memperebutkan orang No. 1 Kota Bekasi. Calon independen sudah mulai tampil lebih awal, tak ketinggalan dari kaum wanita-nya juga sudah mulai unjuk diri.
Sebelum kita bahas calon-calon walikota, ada baiknya kita tengok dulu posisi partai yang ada di DPRD. Partai Demokrat menempatkan 14 orang legislatif, berarti 1 fraksi. Partai Keadilan Sejahtera menempatkan 10 orang legislatif, PDI menempatkan 8 orang dewan berarti 1 fraksi, sedangkan Partai Golkar ada 6 orang dewan, Partai Gerindra 3 orang dewan. (Golkar Gerindra 1 Fraksi), kemudian PAN 3 orang dewan, PPP 2 orang dewan, PKB, PBB, Hanura, PDS masing-masing 1 orang dewan, partai partai kecil tersebut mereka 1 fraksi yaitu fraksi GBB, sebenarnya Gerindra dulu bergabung dengan fraksi GBB, kemudian keluar bergabung dengan Golkar.
Di sini terlihat posisi Partai Demokrat, PKS, PDI, bisa mengeluarkan calon tanpa koalisi sedangkan Golkar harus berkoalisi, pertanyaannya dengan siapa ?
Bicara peluang semua bisa maju, tapi bicara menang kita harus lihat semua dulu, dari berapa aspek, karena mencari pemimpin sulit-sulit gampang, tapi walikota yang bisa mengemban amanah rakyat Kota Bekasi tidak mudah.
Kota Bekasi Kota No.9 Metropolitan, multi etnis, agama, pluralism, penyanggah ibu Kota Jakarta.
Di sini lah kita perlu walikota yang cerdas, moderat, tidak korup, dan beriman, dan bisa mempersatukan warga yang berbeda. Dari spanduk ataupun baliho-baliho yang ada di jalan raya,  terlihat calon yang masa lalu nya bermasalah atau punya kasus, menurut saya lebih baik mundur secara teratur daripada kalo jadi nanti bisa menimbulkan preseden buruk bagi Kota Bekasi.
Pasca penahanan Mochtar Muhammad (M2), karena kasus korupsi ini jadi pelajaran berharga bagi calon yang mau maju menjadi Walikota. Karena kasus ini menjadi efek domino, kalau saja M2 bernyanyi, ada yang akan menyusul ke Hotel Prodeo alias Penjara.
Ya sekarang calon-calon mulai membangun komunikasi sesama calon atau dengan kelompok yang mempunyai komunitas massa, lobi-lobi antar partai sedang berlangsung. Mari kita perhatikan calon dari Partai Demokrat, ada H, Andi Zabidi ( Ketua DPRD ), Awing Asmawi, Ronny Hermawan, belum tau siapa yang akan direkomendasikan dari Partai Demokrat, Andi Zabidi atau Ronny. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ada 5 calon yang tampil Chaeruman J Putro, Sutriyono , Nursupriyanto, Hery Koeswara, Ahmad Saikhu, Sekarang menyusut tinggal 3 orang, dan mengerucut lagi tinggal dua.
Dari hasil pemantauan di lapangan, Sutriyono (Wakil Ketua DPRD) lebih berpeluang karena dia bisa diterima semua golongan, orangnya masih muda, aktif,  Islam moderat, di kalangan aktivis LSM, wartawan dia cukup dikenal.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuang (PDIP) Hj. Sumiati MM , Tumai, Anim Imanudin, Ketum  PDIP Megawati Soekarno Puteri belum menunjuk siapa. Dari informasi R. Diah Pitaloka maju ke Bekasi, Seandai ia gagal ikut pemilihan Gubernur Jawa Barat.
Menurut pengamatan saya Anim lebih cocok menjadi orang ke 2. Dia bisa menawarkan kepada Warga Bekasi Ekonomi Kerakyatan, dan asli orang Bekasi. Peluangnya lebih baik. Kenapa tidak orang pertama, karena kita tahu Ketua DPC PDIP M2 Ditahan kasus korupsi lebih baik Anim B2, karena B1 akan menjadi sorotan masyarakat Bekasi. Partai Gerindra ada 6 orang yang mengikuti konvensi internal plus  1 orang non konvensi yaitu H. Warmin SH.
Mereka Ibnu Hadjar Tanjung , David Taga , H, Marhaban, Ny. Dial Hasan, Hedi Yustaja, M, Dian keganjal kasus Asusila, terlepas benar atau tidak, citranya jadi jelek. Tapi sampai hari ini belum ada keputusan Dewan Pembina Partai Gerindra merekomendasikan siapa yang bakal maju. Partai Amanat Nasional (PAN) yang tampil H. Agus Rohadi, Abdul Muin Hafied, Zubaidi Asnan.
Partai Persatuan Pembangunan (P3) M.Said, dari Partai Kebangkitan Bangsa A. Ushtuchri, Partai Bulan Bintang H. Mustofa. Sebenarnya Calon dari Partai Kecil, Pilkada ajang sasaran antara untuk memperkuat atau memperjuangkan basis dukungan dalam mencapai kursi DPR RI atau DPRD tingkat 1, Tahun 2014 nanti.
Mereka paham sekali, tidak dapat maju tanpa koalisi dengan Partai Besar lainnya. Kalaupun memaksakan kehendak cost (biaya) politiknya cukup besar, lebih baik dipinang, tapi siapa yang mau minang ?
Rata-rata yang maju dari Partai Kecil ini adalah orang Bekasi asli, seandainya  H. Rahmat meminang mereka hasilnya Bekasi Pasangan Bekasi, yang diperlukan sekarang Kota Bekasi pemimpinnya Islam yang moderat berpasangan dengan Nasionalis yang memiliki wawasan kebangsaan dan nantinya membela rakyat dan diterima semua golongan, sebaiknya kombinasi orang luar Bekasi dengan Bekasi Asli, hasilnya akan lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar