Hakim Mengaku Diperas Selingkunya Saat Hendak Bertobat
WANTARA,
Bekasi.
Baru
kusadari betapa besar dosa dan kesalahan yang selama ini kulakukan terhadap anak dan istri serta
sanak keluargaku. Saya seorang hakim
yang semestinya harus menjadi contoh dan panutan, malah berperilaku tidak
terpuji. Menerobos jalan sesat penuh dosa selingkuh dengan kaum Hawa hanya
untuk sekedar memenuhi hasrat dunia gelap yang sebenarnya aku mengerti kelak berbuah penderitaan atau
kesengsaraan, dan ragam cemohan.
Sekian
lama aku menghianati janji setia yang kulontarkan lantang di hadapan orangtua
dan segenap keluargaku ketika aku menikah dengan sorang gadis Putri Raja dari Sumatera Utara, di salah satu
Gereja, (kini Putri Raja tercinta
dan tersayang itu adalah ibu dari anak-anakku) berapa tahun lalu. Demikian inti sari yang dapat dirangkumkan
penulis berdasar surat Hakim aktif berinisial
SMOSSH pada suratnya yang diterima Redaksi WANTARA dari keluarga serumpunnya.
Perlu
dipahami bahwa sesungguhnya tidak ada niat setitik pun mengurai kisah ini untuk
tujuan seperti yang baru saja menerpa anda (SMOSSH) oleh oknum pekerja media
yang mengkalim dirinnya sebagai kelompok
tertentu. Kecuali sekedar menunjukkan
jatidiri dengan makna; ke depan masih panjang tapak yang terlalui, dan di
sana atas dasar teori kemungkinan yang
umum tanpa tersadari kita ada dalam
kebersamaan itu. Lalu, kita sudah seperti apa dan bagaimana?
Betapa
mirisnya hati ketika membaca surat Hakim SMOSSH yang kuterima dari seorang
saudara serumpunnya manakala menemukan penuturan “polos” menerangkan wanita
selingkuhannya berinisial SidS menggandakan foto bugil Hakim SMOSSH. Dan alasan
karena khawatir foto seronok itu bakal beredar luas di dunia maya, lalu
memberikan sejumlah uang berulangkali kepada SidS.
Apa iya anda Hakim yang bermaksud mau
bertobat atau hanya sekedar pernyataan belaka? Berpaling ( takut) kepada Putri
Raja? Makna kata bertobat berdasar ilmu yang pernah kudapat saat masih kuliah
adalah; menyesal dan berniat hendak memperbaiki (perbuatan yang salah dan
sebagainya); kembali kepada Tuhan atau agama (jalan) yang benar.
Bukankah ciri orang yang bertobat mengakui
perbuatan dan mempertanggungjawabkannya? Ataukah persoalan kamu berdua (SMOSSH versus SidS) lebih tepat disebut sudah tidak nyaman lagi kasmaran-nya? Kenapa
kini saling serang di depan para
wartawan, saling ancam cari kelemahan galang kekuatan, ancam saling lapor.
Drastis berbeda jauh dibandingkan pola terdahulu yang saling serang jauh dari
keramaian nan rapi mengejar nikmat bersama (berdua). Sang Hawa menyambut
ladangnya yang penuh lalang dibersihkan lalu ditanami pisang oleh Adam. (bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar